13 September 2009

Serbuan terhadap hutan tropis

http://www.eia-international.org/cgi/content/images/image45-2.jpg 

Bak cerita langsung diambil dari kisah detektif, itu kisah nyata tentang penebangan liar kayu kayu merbau di Papua. 
(photo EIA: Iringan log di Seruyan, Kalteng)
2005 lalu ada usaha keras pemerintah untuk membasmi ini dimana keterlibatan berbagai pihak yg berkolusi telah ditindak.

Kayu gelondongan (log) merbau di Papua ketika itu US$ 10 / m3, dan pengimpor terbesar adalah Tiongkok utk gelondongan ini.. setelah di potong menjadi US$ 700/m3.. dan di Eropa, Amerika, Australia harganya bisa berlipat menjadi US$ 2000 - 3000 / m3.

Tapi selama madu masih ada, semut dan lebah terus berdatangan dng segala akal..
http://www.eia-international.org/cgi/news/images/image548-1.jpg Sekarang tantangan baru adalah serbuan dari manisnya harga CPO..dan mahalnya harga minyak bumi.
Pernah dicanangkan oleh pemerintah 2 - 3 thn silam, tentang 1 juta hektar kebon kelapa sawit sepanjang tapal batas dengan Malaysia..
Kini 5 juta hektar telah di rencanakan di Papua..slogan besar kata kata perkasa : konservasi enerji, bio fuel, hemat enerji, beralihlah ke biodiesel dll.. 
Dampak lingkungan apa berikutnya bila program itu berhasil?
Ancaman riel dari PEAK OIL, akan mendorong dng cepat pemusnahan hutan hutan primer tropis.. Saat ini produksi minyak bumi 85 juta barrel per hari dan terus menurun produksi minyak bumi menjadi motivator besar untuk mencari substitusi.. 
Harga minyak akan mencapai US$ 300 menurut teman saya yg ahli perminyakan.. itu konsensus diantara para perusahaan minyak jelasnya.

Lantas siapa yang akan menggariskan kebijakan yang berimbang?

9 Sep 2009
Around five million hectares of land in Papua have been slated for conversion to biofuel plantations, much of it dense forest. Recent field investigations by EIA reveal a host of unscrupulous methods used by companies to secure land for palm oil in Papua.
( sumber: http://www.eia-international.org/cgi/news/news.cgi?t=template&a=548&source= )

No comments: