03 January 2005

Dilaknat Tuhan manusia manusia celaka ini

Ini sungguh dilaknat Tuhan kalau ada manusia manusia yang mengambil
kesempatan seperti kejadian di Srilanka, seorang gadis 17 thn di
perkosa ramai ramai (gang rape) berkali kali setelah ia selamat dari
laut. (Associated Press)

Di India, "menjual belikan" anak anak yatim piatu seperti laiknya
ayam di pasar..

Juga di Srilanka tadi pagi BBC menyiarkan bhw para nelayan dlm keputus
asaannya, mencari pinjaman dan berani membayar 15 - 20 % utk modal
mereka melaut krn sudah tidak ada lagi yg akan dmakan. Kalau ada
periba yg begitu tega sungguh kejam sekali.

Mudah mudahan hal ini tidak terjadi di kita, walaupun saya sedih
sekali melihat tumpukan berantakan bantuan di Polonia dlm keadaan
kacau tidak beraturan.
Saya membayangkan susah payahnya ibu ibu anak anak di pelbagai kota
membeli dan mengemas dan di Polonia di lempar lempar begitu saja dalam
sebuah gundukan besar. Tentu banyak sekali makanan yg hancur atau
malah rusak kemasannya sehingga mubazir.

Tadi saya juga mendengar dari kawan, sejumlah pedagang di Medan sudah
siap siap menimbun barang dan berencana mencari keuntungan sebesar
besarnya dari keadaan disana satu dan lain cara.

Sungguh terkutuk dan terlaknatkan mereka yang punya hati yg begitu
beku dan demikian keji nya. Sungguh mereka tidak akan selamat di dunia
dan akhirat

------------------

Berita dari Kompas hari ini barangkali terliwatkan.

Senin, 03 Januari 2005

Demi Uang, Anak Yatim Piatu Korban Tsunami Diperebutkan

Nagapattinam, Minggu - Di antara berita mengenai gelombang bantuan
yang disumbangkan dari seluruh penjuru dunia, dan di antara
kisah-kisah heroik mereka menolong sesama yang terlanda bencana
dahsyat tsunami di Asia, ada juga laporan-laporan mengenai orang-orang
yang memanfaatkan keadaan itu untuk kepentingan pribadi.

Pihak organisasi bantuan kemanusiaan dan pejabat-pejabat pemerintah di
India dilaporkan khawatir mengenai anak-anak yatim piatu korban
tsunami yang dibagi-bagikan di antara para kerabat yang lebih peduli
pada imbalan uang yang dijanjikan untuk mereka yang selamat
dibandingkan niat untuk merawat anak-anak itu.

Jayashree (3), seperti ribuan anak lain di seluruh Asia, kehilangan
orangtuanya dalam bencana tsunami. Kini dia dipisah dari
saudara-saudaranya oleh seorang neneknya yang mengambilnya dari sebuah
kamp bantuan di Nagapattinam, distrik yang paling parah terkena
bencana di India daratan dengan 5.500 korban.

Mengenakan rok merah muda kusut yang ditemukannya di sebuah tumpukan
pakaian bekas dari desa nelayan Akkrapattai, Jayashree terus
memanggil-manggil kakak perempuannya, Nithya (6), dan kakak
laki-lakinya, Gunasekaran (10).

Nenek dari pihak ibu tampak sabar ketika ada orang di sekitar mereka
tetapi membentaki bocah itu kala dia mengira tak ada yang melihat.

Nenek dari pihak ayah mengambil Nithya dan Guna.

Kedua nenek itu siap mengambil 100.000 rupee (2.272 dollar AS) yang
dijanjikan oleh negara bagian dan 100.000 rupee lagi yang dijanjikan
pemerintah pusat sebagai kerabat terdekat.

Padahal uang dari pemerintah dimaksudkan disimpan dalam deposito bagi
anak yatim piatu itu yang dapat diterimanya kala dia berusia 18 tahun.

Jayashree dengan sedih mengatakan bahwa orangtuanya telah pergi
"kizhakku poyirukkaanga"-pergi ke timur-yang di desanya berarti pergi
ke pantai untuk berjualan ikan.

Kisah semacam itu berulang kali terjadi di hampir semua pusat bantuan
di pesisir Tamil Nadu.

Seorang petugas UNICEF bercerita, ada seorang pria datang mengaku
paman seorang bocah yatim piatu. Akhirnya ketahuan dia menipu setelah
si bocah menolak pergi dengannya.

Pihak organisasi bantuan kemanusiaan khawatir para kerabat yang tamak
itu akan membuang anak-anak yatim piatu itu di jalan kala mereka telah
mendapat uang santunan.

Manfaatkan keadaan

Dari Hongkong, organisasi bantuan kemanusiaan Oxfam cabang Hongkong
melaporkan kepada polisi ada penipu yang mencoba mencari keuntungan
dengan mengirim e-mail pengumpulan dana. Pesannya meminta penerima
e-mail untuk mengirim sumbangan ke sebuah rekening bank di Siprus dan
mengirim resi sumbangan melalui faksimili ke sebuah kantor di Spanyol.

Oxfam mengatakan e-mail penipuan itu berisi kutipan dari rilis
organisasi itu yang menjelaskan upaya bantuan yang dilakukan.

Dari London dikabarkan adanya orang yang mengaku-aku sebagai pejabat
pemerintah Inggris. Dia mengirim e-mail kepada kerabat dan teman-teman
orang yang hilang sejak bencana tsunami dengan mengatakan orang yang
hilang itu dikonfirmasikan tewas.

Yang menjadi sasaran orang yang tak punya hati itu adalah mereka yang
telah memasang permohonan informasi mengenai saudara atau teman mereka
yang hilang itu di situs internet saluran televisi Sky News.

Polisi mengatakan mereka menangani kasus ini dengan sangat serius.
Semua e-mail itu datang dari sebuah alamat e-mail palsu.
(AFP/AP/Reuters/di)

No comments: