Korupsi!!
Sebuah kata yang begitu abadi dibenak setiap orang di Indonesia, kecuali anak anak barangkali well saya belum survey apa anak anak kita juga udah ter"kontaminasi".
Asal muasal korupsi kadang kadang jauh dari kerakusan yang kita lihat begitu rakus dan lahap tanpa malu.
UUD-Ujung ujungnya Duit kalo kata sejumlah kawan salah satu bentuk folklore yang terbentuk akibat fenomena memalukan ini. Adalagi SUMUT - Semua Urusan Mesti Uang Tunai, sebuah poyokan untuk propinsi Sumatera Utara yang konon salah satu propinsi yang paling "jago" urusan ini.
Dan banyak lagi akronim akronim yang diciptakan, bahkan sampai ke euphemism penghalusan kata dan makna. Seperti uang rokok, uang lelah, uang pengertian... dan lain lain.
OK balik ke ujung tadi, tingkat selisih pendapatan (income gap) adalah salah satu sebabnya. Kemudian to make end met maka terjadilah sebuah "usaha" untuk menutup senjang income tadi.
Sebuah usaha yang tadinya "sekedar" menutup gap akhirnya ya manusia namanya. Merasa koq enak ya, coba coba untuk minta lebih banyak, lebih banyak.. kebutuhan makin banyak.. anak nambah, istri nambah ya akhirnya tak ada lagi batas ruang abu abu, semua udah masuk ke pelataran gelap .. KORUPTOR sebuah predikat yang ternyata enak sekali. Hidup hedonis, toh semua orang korup jua.
Bung, mpok.. stop dulu bukan mereka bukan hanya di pemerintahan. Di swasta juga jangan dikira tidak ada. Memang hukumnya barangkali ditegakkan lebih tegas di swasta walau tanpa media pengadilan yang heboh, tanpa media massa yang gairah mengais berita.
Contoh: Bagian pembelian, penerimaan pegawai itu salah satu bidang yang "basah kuyup" di swasta juga. Di sebuah perusahaan pharmasi asing dulu ternyata Product Manager juga ikut "kecipratan" rezeki dari percetakan, dari pemasok Gift misalnya. Bagian Keuangan? Hahaha..ha.. kalau Anda punya A/ R (tagihan) jangan kira duit mulus bisa keluar gitu aja. Di sebuah perusahaan raksasa multinational yang sudah berada di Indonesia sejak permulaan abad lalu, mulai dari bagian Gudang Penerimaan Barang sampai ke Bagian Pembayaran hmm... ga ngasih .. urusan tidak mulus.
Belum korupsi mentalitas seperti di sebuah kelompok Hypermarket luar negeri. Korupsi dalam bentuk arogansi kaum pekerja expatriate dengan menghinakan martabat bangsa kita. Misalnya bila invoice tagihan Anda ada kesalahan, dengan enteng dikembalikan tanpa diberi catatan apa yang salah.
Besar besarkan belalak belalak mata Anda mencari dimana salahnya. Dan otomatis masa tenggang waktu tagihan molor.. Memang dilain pihak memang sering kali orang kita pun bodoh dan tidak cermat. Sehingga kita pun dihinakan, di dinakan oleh kaum expatriate dan anteknya yg orang kita sendiri tentu mengambil sikap karena posisi diatas angin. Itu korupsi juga dalam arti kata menepikan martabat manusia dalam sebuah relasi profesional.
Ada pula korupsi sikap mental seperti kita lihat di jalan raya sehari hari. Betapa banyak korupsi dalam arti kata tidak patuh aturan lalulintas. Korbannya orang lain akibat itu tak perduli bukan urusan gue.
Ini sebuah topik tak habis dibahas, tak lekang di makan waktu. Berjuta juta kata kata dibuat didalam macam macam seminar, loka karya, diskusi dalam tulisan tentang Korupsi.
Sedihnya adalah dalam akhir nya kita bisa berkesimpulan, sakit nya di jajah oleh bangsa sendiri.
Ini sebuah tulisan dari seorang Bupati di Sumatera Barat yang baru baru ini mendapat penghargaan Hatta utk Anti Korupsi. Bisa dibaca di posting terpisah.
No comments:
Post a Comment