Laporan : Heru Margianto
Jakarta, KCM
Komunitas Kristen, dalam hal ini Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), menolak segala usaha untuk menyalahgunakan misi kemanusiaan sebagai cara kristenisasi. PGI dan KWI menyatakan hal tersebut bertentangan dengan semangat dan ajaran Kristen yang sebenarnya.
Pernyataan ini disampaikan secara bersama oleh tokoh Katolik dan Kristen serta dihadiri oleh tokoh-tokoh lintas agama. Mereka yang hadir antara lain Sekretaris Eksekutif Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) KWI Romo Benny Susetyo Pr, Wakil Ketua Umum PGI Pdt Weinata Sairin, Pdt.Yoanes Rakhmat, Pdt Albertus Patty dan Pdt Michael Utama dari PGI, Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdala, Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Goodwil Zubair dan Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masdar F Mas’udi (PBNU).
Pernyataan ini juga didukung oleh sejumlah komunitas lintas agama antara lain JIL, Madia (Masyarakat Dialog Antaragama), ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace), ICIP (International Center for Islam dan Pluralism), Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Manusia (Lakpesdam) NU, dan P3M (Pusat Pengembangan Pesantren Masyarakat).
Pernyataan ini menanggapi surat kabar Amerika Serikat (AS) The Washington Post yang memberitakan sebanyak 300 anak Aceh yang diterbangkan ke Jakarta untuk diasuh oleh kelompok misionaris WorldHelp.
"Kami menyerukan kepada komunitas Kristen internasional jika ingin membantu anak-anak korban bencana tsunami di Aceh dan Sumatera Utara, hendaknya memakai jalur bekerja sama dengan NU dan Muhammadiyah maupun lembaga-lembaga Islam lainnya. Ini sudah menjadi kesepakatan di antara tokoh-tokoh agama dari PGI, KWI, NU, dan PP Muhammadiyah, khususnya dalam menangani masa depan anak-anak korban tsunami," kata Benny Susetyo yang menjadi juru bicara dalam jumpa pers di kantor KWI, Jakarta, Senin (17/1).
KWI dan PGI menyambut baik upaya pemerintah mencegah anak-anak korban bencana tsunami Aceh keluar dari wilayah Aceh, maupun upaya pemerintah mencegah langkah-langkah WorldHelp. Menurut berita terbaru di The Washington Post, tanggal 14 Januari 2005, pihak WorldHelp sudah membatalkan rencana awal merek.
KWI dan PGI mengimbau kepada masyarakat agar menggunakan akal sehat dalam merespon isu-isu yang berkaitan dengan misi kemanusiaan serta tidak mudah terpancing oleh berita-berita yang tidak berdasar, apalagi isu yang beredar tidak terbukti kebenarannya.
"Kami berharap agar segala polemik yang tidak produktif bagi misi kemanusiaan di Aceh dan Sumatera Utara diakhiri, sudah saatnya kita bekerja sama untuk mengatasi bencana nasional ini secepatnya," ujar Benny.
Benny Susetyo menyatakan bahwa KWI tidak memiliki hubungan dengan WorldHelp. Menurut Benny, WorldHelp bukan bagian dari Gereja Katolik Roma. Sementara, Pdt Weinata Sairin menyatakan, WorldHelp bukan bagian dari PGI.(Nik)
No comments:
Post a Comment