07 May 2005

Another positioning case

<table align="center" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="95%"> <tbody><tr><td align="right"><font color="#cc0000" face="Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif" size="1"><b><span style="font-weight: bold;">Kompas - </span>Sabtu, 07 Mei 2005 </b></font></td> </tr> <tr> <td height="6"></td> </tr> <tr> <td bgcolor="#8f8f8f" height="1"></td> </tr> <tr> <td height="15"></td> </tr> <tr> <td> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2"> </font></p><p> <font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2"><i><font size="4">Kereta Api dan Penerbangan Jadi &quot;Korban&quot; Tol</font> </i></font></p><p> </p><p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">SEIRING dengan beroperasinya Tol Cikampek-Purwakarta-Padalrang (Cipularang) berbagai perusahaan travel kini bermunculan di Kota Bandung. Bahkan, melalui iklan di media massa, sebuah perusahaan travel menawarkan harga Rp 25.000 untuk sekali perjalanan Bandung-Jakarta atau sebaliknya. Harga itu ditawarkan selama masa promosi 5-15 Mei.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Perusahaan tersebut tidak hanya memberikan jasa untuk pengangkutan penumpang, tetapi juga melayani jasa pengiriman paket/barang tujuan Bandung-Jakarta dan sebaliknya, hanya dalam waktu enam jam. Perusahaan travel lainnya giat menyebarkan brosur ke kawasan perumahan penduduk di Kota Bandung untuk menawarkan jasa angkutan Bandung-Jakarta PP.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Meski pengerjaan akhir Tol Cipularang belum seluruhnya selesai, tetapi masyarakat seakan &quot;terbius&quot; oleh keberadaan ruas tol baru tersebut, terutama setelah dibuka untuk umum sejak 26 April 2005. Hanya pada ruas tol di Pasir Honje (antara Purwakarta-Padalarang) yang sampai saat ini dalam tahap penyelesaian.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Sebagian warga Jakarta dan sekitarnya pun terkesan penasaran untuk mencoba jalan tol baru itu. Selain karena ruas tol Cipularang sampai hari-hari ini masih gratis, mereka tampaknya ingin merasakan suasana baru menempuh Jakarta-Bandung kurang dari 2,5 jam, lebih singkat dibandingkan dengan perjalanan dengan menggunakan kereta api.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Tol Cipularang sangat boleh jadi kelak akan jadi alternatif bagi pengendara yang selama ini menggunakan ruas jalan Jakarta-Bandung melalui kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Selama ini walaupun jalan melalui Puncak selalu macet setiap akhir pekan, tetapi warga Jakarta tetap saja menggunakan akses tersebut.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">GEJALA kemacetan sekarang terjadi di Bandung. Meskipun Bandung sekarang diliputi kemacetan, namun anehnya tidak mengurangi antusiasme warga Jakarta untuk pergi ke Kota Bandung. Apalagi di kota ini banyak terdapat aneka macam tempat istirahat dan jajanan yang khas.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Berdasarkan pengamatan Kompas, saat ini ada perubahan pola berlibur bagi sebagian warga Jakarta saat melawat ke Kota Bandung. Kalau sebelum ada Tol Cipularang mereka umumnya menginap di Bandung sehingga setiap akhir pekan kamar-kamar hotel di Bandung selalu penuh, namun setelah ada Tol Cipularang mereka tidak lagi menginap di Bandung.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Yang pulang melakukan perjalanan Jakarta-Bandung bukan hanya wisatawan domestik, tetapi juga para pebisnis serta karyawan perusahaan swasta. Mereka tidak lagi mengalokasikan waktunya untuk menginap di Kota Bandung atau Jakarta.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Itu terjadi karena-melalui akses tol- waktu tempuh Jakarta-Bandung dan sebaliknya menjadi sedemikian singkat. Tampaknya waktu tempuh Jakarta-Bandung yang singkat-kurang dari 2,5 jam-telah mengubah pola kerja dan kebiasaan orang dalam bepergian melalui jalan darat.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Hingga Kamis (5/5) sejumlah pembenahan masih terus berlangsung di beberapa bagian Jalan Tol Cipularang. Demikian pula penyelesaian pembuatan jembatan di atas lintasan jalan tol. Sebagian ruas jalan ditutup karena ada perbaikan jalan. Akibatnya, jalanan menyempit sehingga beberapa kendaraan yang semula mengebut di Jalan Tol Cipularang terpaksa harus mengurangi laju mobil.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">RUAS Tol Cipularang bukan hanya dipakai untuk sarana mobilitas ke Bandung-Jakarta dan sebaliknya. Banyak pengguna kendaraan yang sengaja berhenti di bahu jalan tol hanya untuk menikmati panorama di samping kiri-kanan Jalan Tol Cipularang. Ada pula yang berfoto bersama.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Pritta (28), seorang warga Bandung, mengaku tidak berani menjalankan mobil dengan kecepatan melebihi 100 kilometer per jam di Jalan Tol Cipularang. Padahal, biasanya dia memacu mobilnya 150 km per jam ketika melintasi jalan tol. &quot;Aku enggak berani memasang kecepatan tinggi, ah. Biarpun katanya Bandung-Jakarta bisa dilintasi dalam waktu 1,5 jam, kalau melihat kondisinya yang belum prima begini rasanya waswas untuk ngebut di Tol Cipularang,&quot; papar Pritta.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Bagi kalangan pebisnis, waktu tempuh Jakarta-Bandung yang singkat banyak memberi keuntungan. &quot;Sejak Tol Cipularang mulai dikerjakan, saya terus memerhatikan. Saya sering bertanya-tanya, kapan ya saya bisa pakai tol itu,&quot; ungkap Alexandra Dewi Nugroho (38), pengusaha tekstil di Bandung yang sering melakukan perjalanan bisnis ke sentra-sentra tekstil dan garmen di Purwakarta, Karawang, Cibitung, dan Bekasi.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Alexandra biasa mengunjungi Jakarta tiga kali dalam sepekan. Selain mengunjungi pabrik-pabrik tekstil, Alexandra juga seringkali diburu waktu untuk rapat di kantornya di bilangan Kemang, Jakarta. &quot;Biasanya saya selalu pakai pesawat,&quot; sambung Alexandra, yang ditemui di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Ia sedang menjemput rekan bisnisnya dari Amsterdam, Belanda, yang transit di Jakarta, lalu terbang menuju Bandung.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">&quot;Kalau Tol Cipularang sudah lebih sempurna, saya lebih memilih menggunakan kendaraan melalui Tol Cipularang daripada pakai pesawat karena selisih waktunya tidak terlalu jauh berbeda. Lagipula saya bisa keluar masuk Karawang atau kalau mau ke Cibitung pun lebih leluasa. Daripada saya dari Halim Perdanakusuma terus balik lagi pakai taksi ke Cibitung,&quot; imbuh Alexandra.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">&gt;small 2small 0&lt; Bandung-Jakarta atau Jakarta-Bandung dengan pesawat membutuhkan ongkos Rp 175.000 hingga Rp 200.000 untuk satu kali penerbangan. Ellyza Martinus (49), perempuan berdomisili di Jakarta yang setiap dua kali sepekan mengunjungi dua anaknya yang kuliah di Bandung, juga pernah terpikat mencoba Tol Cipularang.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">&quot;Saya ingin tahu saja. Ternyata memang lebih cepat. Dari Tol Pasteur Bandung sampai Cawang di Jakarta, saya hanya butuh waktu dua jam. Kalau sedang terburu-buru, mungkin saya akan lebih memilih menggunakan Tol Cipularang dari Jakarta atau dari Bandung,&quot; ujarnya.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Selama ini Ellyza selalu menggunakan kereta api. &quot;Tetapi, kalau sedang santai, saya tetap lebih suka menggunakan kereta api sebab tidak perlu bingung memikirkan kemacetan setelah keluar dari tol. Lagipula, saya tidak punya sopir, jadi capai kalau harus mengendarai sendiri,&quot; ungkap Ellyza.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Ellyza yang tinggal di Jalan Wahidin, Jakarta, membutuhkan waktu sekitar 20 menit ke Stasiun Gambir. Di akhir minggu ia atau pembantunya harus menghabiskan waktu untuk antre sekitar satu jam. Lalu, menunggu kereta datang sekitar 10 menit. Perjalanan dengan kereta api membutuhkan waktu tiga jam.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Muhamad Askary Wirantaatmadja, sejak pengoperasian Tol Cipularang Polisi Wilayah Kota Besar (Polwitabes) Bandung telah menganalisis peningkatan kendaraan dari luar Kota Bandung hingga 1.000 kendaraan per hari pada hari kerja.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">&quot;Setelah Cipularang selesai, Pemerintah Kota Bandung sudah melakukan antisipasi dengan memecahkan masalah kemacetan di 31 titik. Antara lain dengan mengubah arus lalu lintas satu arah di Jalan Pajajaran, Wastukencana, Merdeka, H Juanda, Cicendo, Asia Afrika, dan Jalan Siliwangi,&quot; papar Askary.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Bulan depan, demikian Askary, rencananya Jalan Layang Pasteur–Surapati (Pasupati) juga akan dibuka untuk uji coba. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung merencanakan untuk menyelesaikan masalah kemacetan di 41 titik kemacetan lainnya.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Di sisi lain, demikian Askary, keberadaan Tol Cipularang sebetulnya membuat ketar-ketir dunia perhotelan. &quot;Ada dua kemungkinan. Makin banyak wisatawan dari Jakarta masuk ke Bandung dan menginap. Tetapi, juga bisa sebaliknya, wisatawan banyak datang ke Bandung, tetapi tidak menginap,&quot; ujarnya.</font></p> <p><font face="Arial, Helvetica, sans-serif" size="2">Menurut Chandra Daru, Manajer Pemasaran PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) Perwakilan Bandung, sejak pengoperasian Tol Cipularang penumpang yang menggunakan pesawat Merpati Jakarta-Bandung PP mengalami penurunan hingga 5 persen. PT MNA belum memutuskan apa yang akan dilakukan untuk memikat para penumpang agar tetap menggunakan pesawat. (gun/lkt/y09)</font></p></td></tr></tbody> </table>

No comments: