07 May 2005

KA akan ditinggal

Kompas - Sabtu, 07 Mei 2005

Pengoperasian Tol Cipularang
KA Akan Ditinggalkan Penumpang

Bandung, Kompas - Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang yang saat ini sudah dioperasikan merupakan hambatan bagi PT Kereta Api Indonesia untuk mempertahankan pelanggannya. Bila pelayanan tidak ditingkatkan, dipastikan penumpang KA akan beralih memakai jasa transportasi kendaraan roda empat.

Hal itu diakui Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Noor Hamidi di Bandung, Jumat (6/5). Pernyataan tersebut untuk menanggapi persaingan ketat antara moda transportasi KA dan kendaraan roda empat sehubungan dengan pengoperasian Jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) sejak 26 April 2005.

"Jangan sampai pelayanan menurun karena ini berbahaya untuk pihak PT KA. Asal tidak menurunkan pelayanan, saya yakin penumpang tidak akan beralih," ujar Hamidi. Sampai kemarin belum ada penurunan tajam jumlah penumpang KA.

Menurut Hamidi, pihak PT KA telah melakukan langkah antisipasi dengan membentuk gugus tugas yang akan mengontrol pelayanan. Sebanyak 21 gugus tugas telah dibentuk, masing-masing beranggotakan lima sampai tujuh orang dan bekerja sejak 1 April 2005.

Peran anggota gugus tugas antara lain mengawasi kelayakan kamar mandi, kenyamanan kursi, makanan, dan sesekali mengikuti perjalanan kereta. Hamidi menyebutkan, gugus tugas dibentuk untuk mempersingkat alur birokrasi dengan bertanggung jawab langsung kepada Direksi PT KA dan kepala daerah operasi.

Fungsi tim akan menjadi ujung tombak pelayanan karena laporannya akan ditindaklanjuti oleh bagian bersangkutan.

Pelanggan setia

Hamidi optimistis, kereta api tetap memiliki pelanggan setia karena moda transportasi tersebut mempunyai kelebihan tersendiri. Misalnya, penumpang KA tidak perlu capai seperti pengendara yang mengemudikan mobilnya.

Mengingat faktor kenyamanan, dia menganggap wajar bila tarif KA lebih mahal daripada tarif Tol Cipularang. Selain itu, stasiun KA berada di pusat kota berbeda dengan pengendara mobil yang harus melewati sejumlah gerbang tol dan mengalami kemacetan.

"Belum lagi biaya untuk membeli bensin. Penumpang kereta tinggal duduk santai saja dan membaca koran atau majalah, lalu sudah sampai ke kota tujuan," kata Hamidi.

Lokomotif tua

Umur lokomotif yang sudah relatif tua, sebagian besar lebih dari 20 tahun, diakui Hamidi sebagai salah satu hambatan pelayanan kepada penumpang.

Menurut Hamidi, lokomotif milik PT KA sebenarnya dapat melaju dengan kecepatan 150 kilometer (km) per jam. Namun, karena kualitas rel, kecepatan kereta maksimal hanya 120 km per jam, itu pun terbatas di jalur-jalur tertentu saja.

Mengenai rencana jalur ganda untuk memperlancar perjalanan kereta, ia menyatakan, itu bergantung kepada Departemen Perhubungan. Ini karena PT KA berfungsi sebagai operator, sedangkan Dephub bertugas membangun prasarana.

Waktu yang diperlukan KA jurusan Bandung-Jakarta dan sebaliknya, seperti KA Parahyangan dan Argo Gede, masing-masing 2,5 jam hingga 3 jam. Panjang rel yang menghubungkan Jakarta-Bandung sejauh 168 km dan 30 km di antaranya berupa jalur tunggal.

Hamidi menyatakan tidak tahu, kapan penyelesaian pembangunan jalur ganda akan terwujud maupun waktu perjalanan kereta dapat dipersingkat.

Diakui, keterlambatan kereta menjadi salah satu kendala saat ini. Hal itu terutama disebabkan padatnya antrean di sepanjang rel menuju Stasiun Gambir, Jakarta oleh kereta api rel listrik (KRL). "Apalagi kalau ada kereta api yang mogok. Satu saja. Itu akan berpengaruh terhadap kelancaran perjalanan KA lainnya," ujar Hamidi.

Kepala Humas PT KA (Persero) Daerah Operasi II Sukendar Mulya menambahkan, pihaknya memang mewaspadai persaingan dengan moda transportasi lain seusai pembangunan Tol Cipularang. Namun, sejauh ini jumlah penumpang kereta belum mengalami penurunan yang signifikan.

Diungkapkan, PT KA kini berupaya meningkatkan pelayanan, misalnya, dengan memudahkan pemesanan tiket yang dapat dilakukan 30 hari sebelum keberangkatan. Selain itu, penumpang yang memiliki 20 tiket atas nama pemilik dan tujuan yang sama bisa mendapatkan satu tiket kereta gratis.

Ketika ditanya mengenai perkiraan penurunan penumpang di masa mendatang, Sukendar menjawab singkat, "Mudah- mudahan pelanggan kereta akan tetap setia atas kenyamanan yang diusahakan oleh PT KA." (bay)

No comments: